Tuesday, April 24, 2007

Serupa Nir-warna

Sewarna kelabu
menemukan diri terkadang begitu melelahkan
Hari ini aku ingin bersandar
menjadi rapuh dan merepih
atau menangis saja perlahan-lahan

Sewarna ungu
aku tak ingin bangun dan merasa kecewa
melihat hari-hari yang kabur atau mencela
sekedar merasa terkurung, merana atau tiada
Hari ini aku ingin berbaring,
terus pejamkan mata atau memalingkan muka

Sewarna merah
aku ingin mengungkapkan marah
meliar atau membabi buta
mengucapkan segala yang terdesak, mendesak atau didesakkan
Hari ini aku ingin berteriak
terus berteriak sampai dadaku terasa lega

Sewarna kuning
aku ingin membara
menghidupkan hati yang hampir punah
hari ini aku ingin terbangun
membuka mata dalam rasa bahagia

Sewarna putih
aku ingin melapangkan dada
membakar habis gelisah dan kerinduan
menyingkirkan jauh-jauh perasaan lama
melupakan cinta, melupakan keinginan, melupakan perjuangan
atau melupakan hidup

dan putih, biarkan putih saja yang meraja
biar saat ini aku tak lagi bicara tentang hari, tenggat dan makna
biar saat ini aku tak mengenal keharusan, kewajiban atau harapan-harapan
biar saat ini aku hidup untuk aku
biar saat ini malam atau siang menjadi milikku
biar tak ada lagi tanya, sesal atau pujian

Biar aku menjadi aku
Putih saja, nir-warna
tanpa warna, mungkin hidupku lebih damai dari sebelumnya...

Priaku

Memaku tatap
Merengkuh bahu mungilku
Mengucap salam
Aku memejamkan mata

Dulu,
Sapa untukku lebih dari itu

Mentertawakan hari
Membalas pandang
Sesekali beradu kata

Dulu,
Kata-kata untukku lebih dari itu

Aku masih mengenang matanya yang penuh cinta
Tatapannya yang teduh
Dan rautnya yang menenangkan

Dulu,
Wajah teduh itu menatapku dengan penuh cinta

Aku mendengar kata-katanya
kupejamkan mata
Alunan yang sama, hanya hari ini tanpa cinta

Dulu,
Suara itu membuatku tersenyum bahagia

Bila boleh aku berhitung
Aku ingin menghitung hari-hari yang mungkin kulewatkan bersamanya

Bila boleh aku memohon
Aku akan memohonkan saat-saat sederhana bersamanya

Bila boleh aku mengucapkan harap
Aku berharap waktu membeku saat dia di hadapan

Bila ada keajaiban
Aku ingin cinta kembali hidup di genggaman

Memaku tatap
Merengkuh bahu mungilku
Mengucap salam
Aku memejamkan mata

Dia di hadapan
Priaku tak lagi priaku
Dia menggenggam tanganku
Priaku tak lagi priaku
Bahkan waktu tak kunjung membeku

Priaku dulu, kini sahabatku*


*Ketukan jantungku masih seperti saat itu. Tahukah kamu?

He is...

too charming to ignore
too unforgettable to forget
too lovely to hate
too wise to argue
too delicate to leave behind
too sad to remember
too hopeless to hope for
too far to reach
too perfect for unperfect me

He is precious.
Maybe that's the only conclusion
He is out of reach
Maybe that's the only regret I own

Randomize

Random feeling
as Jakarta is washed by rain
and step by step I know that I will meet you again

I remember when we cuddled under the pouring rain
I remember when autumn breeze caress our veins
I remember when we watched the waves, sun, and ocean

Random feeling
and you look always the same
and my heart beats as it was again

Yet a different story is told
you are far, far out of reach
As what I have supposed to realize
After one, two, three years

I will never be good enough
Even I might have been a goddess somewhere in other space
But seeing you again waives me a bitter sense of loneliness

You are part of the past
when my inner willingness would love to drag you
"be part of my future smiles, my hope" my whisper gone

I miss being under the rain with you
I miss silent moments before the sunrise or sunsets with you
will you be there someday?

I need to randomize my expectations
You are a random figure in my mind now
(but still, I miss you)